16 November 2008

Perihal Razak Samik-Ibrahim

Sebenarnya Razak kecil pernah bercita-cita menjadi “kusir bendi”. Baginya kusir bendi adalah profesi yang sangat mulia, melayani jasa angkutan rakyat badarai dengan sewa relatif murah. Dimata Razak kecil komunikasi yang terjalin antara sang kusir dengan penumpangnya berlangsung dalam dimensi two way traffic, sang penumpang menyampaikan seonggok keluhan dan sang kusir menanggapinya. Kesulitan dan kepahitan hidup ini segera sirna, karena masih ada kusir bendi yang memberikan segenggam harapan! Sayangnya, cita-cita si Razak untuk menjadi kusir bendi itu, beralih menjadi “kuli” pada Dinas PU (Dinas Prasarana Jalan Provinsi Sumatera Barat).
Bekerja sebagai “Kuli Labuah” dipanas terik dan hujan lebat adalah bentuk pengabdian Razak Samik Ibrahim kepada masyarakat pengguna jalan Sumatera Barat. Semua beban tugas dari negara dijalani tanpa keluhan. Rasa haus dan lapar serta hujatan masyarakat pengguna jalan yang merasa terganggu oleh kemacetan lalulintas disaat perbaikan jalan, ditanggapi dengan lapang dada. Selama 30 tahun mengabdi sebagai PNS Dinas PU, Razak sangat mengenal wilayah Sumatera Barat. Sembilan belas Daerah Kabupaten/Kota di Sumatera telah dimasukinya.
Sebagai Pemimpin Proyek, dia ikut berkecimpung membangun ruas-ruas jalan, membuka desa-desa miskin yang terisolir di Sumatera Barat. Supaya bisa melancarkan pergerakan lalulintas barang, jasa dan manusia. Pengaruh positif dari pembangunan infrastruktur jalan terasa dengan pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat dikawasan tersebut. Seperti misalnya pembangunan jalan Lubuk Alung- Manggopoh- Simpang Empat yang membuka kabupaten Pasaman Barat ditahun 80’an. Sebelumnya daerah tersebut termasuk kantong-kantong miskin yang terisolir di Sumatera Barat. Dan sekarang Pasaman Barat termasuk termasuk kabupaten dengan pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi.
Razak Samik juga pernah ditunjuk sebagai koordinator satuan tugas ( Satgas ) penanggulangan bencana alam. Pada era tahun 90’an, terjadi bencana alam galodo di Solok ( Sekarang Solok Selatan ) pada ruas jalan antara Surian dengan Muara Labuh. Jalan Negara tersebut, mulai dari kelok Alimudin sampai Sungai Kalu hancur total, sehingga menganggu arus mudik untuk lebaran yang tinggal 15 hari lagi. Pak Sabri Zakaria, selaku kepala dinas PU yang baru memerintahkan Razak Samik Ibrahim sebagai koordinator satuan tugas penanggulangan bencana alam untuk segera terjun kelapangan. Alhamdulillah, pekerjaan yang diperkirakan selesai tiga bulan ternyata dapat dilalui kendaraan arus mudik lebaran dalam tempo 2 minggu. Selain berhasil mengerjakan tugas berat tersebut, Razak Samik juga berhasil mengurus dana pembiayaan pekerjaan tersebut dalam waktu relative singkat ke Jakarta.
Kejadian yang sama juga terjadi di Pangkalan Koto Baru tahun 2006, Kabupaten 50 Kota. Ruas jalan yang menghubungi provinsi Sumatera Barat dengan Provinsi Riau amblas, sehingga arus mudik lebaran antar provinsi menjadi terganggu. Pak Dody Ruswandi, selaku kepala Dinas Prasarana Jalan Sumbar, memerintahkan Razak Samik Ibrahim sebagai koordinator satuan tugas penanggulangan bencana alam untuk segera terjun kelapangan. Alhamdulillah, pekerjaan yang diperkirakan selesai tiga bulan ternyata dapat dilalui kendaraan arus mudik lebaran dalam tempo 2 minggu.
Selama kuliah, Razak Samik Ibrahim banyak menempa dirinya dengan berbagai aktifitas. Ia aktif menentang tirani Orde lama, dan Ikut menentang kesewenang-wenangan rezim orde baru. Dia aktifis dalam berbagai organisasi Independen non Perintah. Ia menjadi kolumnis dari harian Haluan, Singgalang dan sekali-sekali diharian Kompas dan Tempo, tulisannya banyak mengupas masalah sosial, terutama keberpihakannya kepada masyarakat miskin kota, kepada PKL dan Pedagang Pasar yang terdesak dan dizalimi. Rakyat yang tidak berdaya menghadapi kesewenang-wenangan. Rakyat badarai yang selalu dipaksa penguasa untuk selalu menyerah kalah.

MENGAPA SAYA INGIN JADI CALON ANGGOTA DPD-RI?

Alasan saya mengapa ingin menjadi calon anggota DPD RI adalah karena sudah tidak tahan menyaksikan penderitaan, kemiskinan serta ketidak-adilan yang diterima sebagian rakyat badarai Sumatera Barat.


Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar bulan Agustus 2007, tingkat pengangguran mencapai 243.525 orang. Dengan jumlah penganggur laki-laki yang menjadi tulang punggung keluarga sebanyak 113.897 orang. Kepala BPS Sumbar menyebutkan pengertian pengangguran adalah orang yang telah masuk dalam usia kerja- 15 tahun keatas, namun tidak mempunyai pekerjaan tetap. Pekerjaan tetap diartikan sebagai orang yang melakukan pekerjaan rutin minimal 1 jam perhari.
Situasi ketenaga kerjaan Sumatera Barat masih didominasi oleh sektor pertanian, yang menyerap tenaga kerja 47,9 persen dari seluruh jumlah pekerja. Jumlah penduduk Sumatera Barat yang bekerja pada sektor pertanian dan perkebunan adalah 905,5 ribu orang pada Agustus 2007. Penambahan proporsi penduduk Sumbar yang bekerja juga terjadi pada sektor perdagangan, sektor angkutan dan pergudangan. Sedangkan sektor lain cenderung menurun.